Maaf Opu, baru sekarang aku dapat menjawab pertanyaan opu. Mengenai desa Watoone yang menurut anda ada blok-bloknya. Ya, kadang-kadang kalau kita memandang dari kejauhan, seakan-akan kita lebih banyak tahu, daripada orang yang ada di dalamnya. Tetapi setelah kita dekat, akhirnya kita menyadari bahwa kita tak tahu apapun dibandingkan orang yang ada di dalamnya.
Mudah-mudahan kawan tak kecewa dengan jawaban saya ini. Beberapa kenyataan tak terbantahkan di Watoone. Bahwa tak ada satu desa pun di seluruh jagad raya ini yang tanpa dipimpin seorang kepala desa selama 15 tahun, namun pemerintahannya bisa berjalan seperti Watoone.
Tidak ada pula satu desa pun di seluruh dunia ini yang sanggup melahirkan seorang pemimpin setingkat gubernur yang desanya tanpa kepala desa. Jadi saya menyarankan anda bisa cari dulu pembandingnya, baru mari kita bicarakan blok-blok seperti pandangan anda.
Karena menurut hemat saya, dalam kondisi yang menurut anda tak begitu baik saja Watoone bisa berbuat banyak, bagaimana kalau Watoone dalam keadaan yang lebih baik? Mudahan-mudahan anda tidak irihati dengan keadaan ini, karena pada dasarnya lewo bisa terbangun karena kesatuan hati manusia yang ada di dalamnya. Tetapi kalau opu berpandangan lain, tentu itu pandangan anda. Dan sebagai masyarakat yang tinggal dalam suatu negara demokrasi, saya tetap menghargai pendapat anda.
Tanpa mengurangi rasa hormat saya kepada anda, pandangan yang mirip anda datang pula dari banyak kalangan. Semoga itu hanya pandangan saja, bukan kenyataan. Tapi kalau memang itu juga menjadi kenyataan, saya pikir Watoone dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, karena jauh sebelum ini, Watoone pun sanggup menyelesaikan masalah yang jauh lebih besar, bahkan berlipat-lipat besarnya daripada ini. Semoga jawaban yang tak seberapa panjang ini, dapat menjadi pengobat rasa penasaran opu. Terima kasih....sampai jumpa.....!