Ketika manusia jatuh dalam dosa, maka Tuhan menciptakan dunia baru bagi manusia. Manusia tak lagi tinggal di Firdaus yang serba ada. Mereka didepak keluar dari taman yang menjadi impian umat manusia yang menghuni bumi sekarang ini maupun manusia di zaman jauh sebelum ini.
Terhadap manusia pertama beserta keturunannya, masih berlimpah berkat yang luar biasa. Kemudian datanglah masa kegelapan lagi. Bumi harus disucibersihkan dari manusia yang terlalu banyak yang hidupnya sudah tidak karuan.
Tuhan juga mengadili Sodom dan Gomorah dengan api. Barang siapa yang masih menghendaki apa yang ada di dalamnya dan menoleh untuk mengambil sesuatu di dalamnya, akan menjadi tiang garam.
Ada pula kota yang masih dapat diselamatkan seperti Niniwe yang mau mendengar peringatan Tuhan melalui Nabi Yunus
Manusia yang jatuh bangun dengan nafsunya yang berkobar ini, juga jatuh sangat jauh sehingga butuh pembersihan cukup total. Tuhan mengirim air bah, namun menyelamatkan Nabi Nuh beserta keluarga dan kerabatnya, termasuk segala hewan peliharaannya dan lain sebagainya.
Pembersihan demi pembersihan mulai muncul di segala zaman dalam berbagai bentuk dan ragam.Gempa bumi, perang, kelaparan,dan lain sebagainya menjadi warna lain dalam pengadilan baru untuk sebuah dunia baru.
Semua itu ada dalam Kitab Suci Injil. Lantas bagaimana dengan keseharian kita di zaman ini? Zaman ketika pemberitahuan akan hal ini telah disampaikan ribuan tahun lalu?
Bahwa akan ada dunia baru. Entah seperti apa bentuknya, dan seperti apa nanti manusia yang ada di dalamnya.
Namun patokannya, tetap sama saja dari dahulu kala, bahwa yang masuk dalam dunia baru hanyalah manusia yang lolos seleksi. Jika tak lolos seleksi, tak mungkin akan masuk dalam dunia baru.
Bicara tentang dunia baru, seakan sebuah bayang-bayang, siapakah yang tahu, dan siapakah yang menjaminnya? Namun jaminan dunia baru sangat jelas, yakni jaminan akan kehdupan yang penuh dengan kasih, suka cita, dan damai sejahtera.
Dunia baru hanya memuat hal ini. Jika masih ada pertentangan atau perselisihan maka dunia baru hanyalah berisi bayang-bayang kiamat yang datang dan perginya pun serba misterius.
Bagi manusia yang hidup dalam suasana kasih,sukacita, dan damai sejahtera, maka hari-hari hdupnya dipakai untuk menantikan apa yang disebut sebagai dunia baru itu. Dunia yang bebas dari rasa dengki, iri, dan benci. Bahkan tanpa disadarinya, sebenarnya dia sudah ada dalam dunia itu seraya menanti kepenuhan.
Dunia yang menyatukan semua hati dalam kasih sayang yang penuh. Tiada lagi saling curiga atau berprasangka. Dunia yang begitu sulit diukur takarannya dengan kondisi dunia saat ini yang penuh dengan wabah penyakit, kelaparan, perang, dan bencana-bencana.
Manusia bukan tak mungkin melangkah ke sana, namun seperti menyeberangi lautan orang butuh kapal, maka menyeberang ke dunia baru pun butuh sarana bahkan jika menganut konsep Krstiani, manusia butuh diselamatkan.
Sekarang, jika ada orang mulai berseru di padang gurun kehidupan ini, Luruskanlah Jalan Tuhan, Ratakanlah lorong-lorong. Setiap lekukan harus ditimbun. karena Dia yang telah ditetapkan sejak zaman prbakala dan para nabi, akan datang menyelamatkan dunia, janganlah manusia terus menutup telinganya dan membutakan matanya, atau membendung dengan sekuat tenaga suara itu dengan dentuman musik dari ruang dugem yang gegap gempita.
Hal itu bukan tak boleh, namun di zaman yang menjelang akan berakhir ini, perlu ada upaya memanfaatkan waktu yang tersisa untuk mendengarkan suara yang dikumandangkan sedemikian lantang dari padang gurun kehidupan ini.
Padang gurun di zaman Yohanes Pembaptis, memang benar-benar padang gurun, sebagaimana Yohanes pun makan belalang dan madu hutan. Namun bukan mustahil, kehidupan zaman ini yang dilanda krisis iman, maupun krisis hidup karena banyak orang lebih senang bermain-main di bibir maut, dapat pula diartikan sebagai padang gurun kehidupan yang sedemikian haus akan setetes kasih sayang, apalagi suka cita, dan damai sejahtera.
Siapakah suara yang berseru-seru di zaman ini, dari gurun kehidupan yang panas mencekam itu? Dengarkanlah suaranya segeralah ambil langkah sebelum semuanya terjadi, karena akan ada penyesalan panjang jika segalanya telah terjadi.
Sebagaimana Yohanes Pembabtis ditolak dan dipertanyakan kuasanya saat membaptis orang termasuk membaptis Yesus, demikian pula Yohanes Pembaptis zaman ini, yang akan datang dengan suara yang lantang dari padang gurun kehidupan, menantang para penguasa tamak, dan farisi-farisi berjubah panjang yang berbaris di loteng rumah ibadat.
Segeralah buka mata dan siagalah, karena hal ini berlangsung dalam waktu yang cukup sulit diterka. ....Demikian dan harap maklum..serta terserah padamu.....Selagalas, 2 November 2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar